Seperti biasa pagi ini aku pergi ke sekolah mengendarai sepeda motor.Biasanya aku selalu menjadi orang pertama yang sampai di sekolah,eh bukan deng masih ada yang lebih pagi pak untung dan ibu kantin(hehehe),jangan heran kenapa aku bisa sampe di sekolah paling pagi ,karena aku berangkat sekolah jam 06.25 dan parahnya sampai disekolah jam 7 kuranglah padahal jarak sekolah dengan rumahku nggak jauh-jauh amatlah kira-kira 7 km ,yah itu lantaran aku sangat menikmati perjalananku menuju sekolah(padahal aku nggak berani bawa motor ngebut paling pol yaa 60 km/jam lah,itu juga rada takut +gemeter).
Hari ini matahari begitu sinis melihatku sampai memamerkan sinarnya yang silau itu padaku,tapi semangatku tak akan pudar Cuma gara-gara disinisin ama matahari,belum sama dunia.Sesampai di sekolah aku pikir aku akan kembali meraih predikat “Murid terpagi ke sokalah”,eh ternyata di kelasku udah ada perang dunia ke III,biasa ada yang ribut begitu(yah gagal dapet predikat deh ,,,).
Sekolah ku adalah sekolah yang disiplin jadi jam 07.15 udah bell,bagi yang telat yaudah pulang lagi,dan abis itu langsung masuk pelajaran pertama.Pelajaran hari ini itu pelajaran yang bikin mumet semua,mulai dari jam pertama Ekonomi(masih mending sih),Kimia(ini nih yang bikin puyeng),Matematika(tambah setres),and the last Agama(tobat abis bermumet-mumet ria).”Hari ini rakyat Apollo menyatakan dengan ini kemerdekaannya karena terbebas dari pelajaran yang mumet-mumet tersebut yang telah disebutkan tadi di atas”,Kenapa? Kenapa kita bisa proklamasi? Yupz alasannya adalah karena hari ini diramalkan akan terjadi kekosongan jam pelajaran sebab there is something(secret ya)
But it’s wrong!! Kemerdekaan hanya berjalan 4 jam pelajaran saja,saat suasana kelas rame serame pasar gading,tiba-tiba sesosok pria setengah baya mengucapakan salam sambil tersenyum”Assalamu’alaikum”.Masya Allah (batinku dalam hati),diperkirakan setiap murid membatin dalam hatinya.Guru yang satu ini adalah guru yang paling rajin,yang bercita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertera pada pembukaan UUD 45,tak ada suatu hal pun yang bisa menghalanginya untuk pergi mengajar mau badai,tsunami,gunung meletus....tapi ada satu yaitu “senam”,hanya itu yang ampuh menghalanginya.
Guru yang akrab disapa pak Pour itu kembali melanjutkan mengajar”baiklah anak-anak sudah sampai mana materi kita?”semua murid serentak menjawab”sampe yang luas segitiga itu pak”, “oh iya,berarti materi trigonometri sudah selesai dan hari ini kita akan memasuki bab baru yaitu Ruang Dimensi Tiga”.Seketika sebelum kami memasuki bab tersebut pak pour ingin memberikan free test bagi kami,untuk itu beliau meminta kami untuk menggambarkan sebuah kubus. Metode yang digunakan pak pour untuk mengajar sangatlah sederhana namun menyenangkan+menegangkan. Kami diberi waktu 3 menit untuk menggambar sebuah kubus dan bagi yang sudah selesai langsung saja kumpul kedepan.
Waduh aku bener-bener mati gaya kalo suruh gambar mendingan ngitung aja.Aku merasa bahwa gambaranku itu sudah cukup berbentuk kubus ya suduh saya ambil keputusan untuk mengumpulnya. Ternyata oh ternyata setelah dikoreksi kata bapaknya gambarku bukan gambar kubus tapi itu balok namanya,,hiks hiks hiks aku sedih banget nggak bisa gambar kubus yang kotak begitu doang.Mulai dari saat itu aku merasa malu dan aku terus berusaha untuk bisa menggambar kubus dengan baik,,dan hasilnya sekarang aku udah bisa gambar kubus.
Kayaknya cerita ini udah kepanjangan jadi to be continued aja ya,,,
2 komentar:
YAAAPPP I LIKE IT MBK ZULLL
YOUR TULISAN IS GOOD
hahaah thank you k ita
Posting Komentar