Hari ini ingin aku rasanya umumkan pada dunia bahwa aku memiliki sebuah keistimewaan pada salah satu mozaik tubuh ku,tak lain bagian dari salah satu keping tubuh yang memiliki luar biasa dahsyat manfaat untukku yaitu sepasang tangan yang tak pernah copot dari kerangka tubuhku ,karena telah di beri lem terkuat yang pernah ada di belahan dunia ini.Aku begitu terkesima, aku begitu heran ,entah kebetulan, ataukah memang aku memiliki hoki pada hari ini,tak kusangka dan tak pernah terbayangkan aku akan mendapatkan tangan yang begitu patuh pada perintah yang keluar dari otakku.
Seperti yang telah kukatakan, tangan ku begitu mengerti bak malaikat yang tak pernah salah dalam menjalankan perintah Allah. Hari ini pelajaran PKN,semua siswa terlihat gugup,galau,merinding pokoknya deg degan juga. Sungguh kacau balau perasaan kami hari itu,sebuah virus yang membuat kami dapat terserang berbagai penyakit yang mungkin belum ada obat ampuh yang bisa mengobatinya adalah “UJIAN LISAN”. Dalam ujian ini setiap siswa diwajibakan membuat satu pertanyaan sesuai dengan kelompoknya masing-masing dan ditulis di kertas selembar yang di beri nomor sesuai dengan nomor absen sang pencipta soal.
Guru yang satu ini memang sedikit bawel tapi ,sungguh baik hatinya pada kami. Saat waktu istirahat tiba semua teman-temanku sibuk,suasana kelas begitu ribut,rusuh semua mulut yang ada pada ruangan itu tak tertutup sama sekali semua berbicara berapa suara yang aku dengar pada saat yang bersamaan? ada 24 suara!! Sungguh suasana yang kacau.
Tak lain yang mereka bicarakan adalah menghitung nomor berapakah mereka nanti akan mendapat giliran dan menerka-nerka, kira-kira mereka akan mendapat soal dari siapa.
Aku hanya terduduk lesu dengan wajah begitu pasrah akan keadaan yang menimpaku nanti,negitu berbeda bukan dengan semua teman-temanku? Mereka sudah melakukan persiapan ekstra untuk menghadapi ujian tersebut.
Waktu yang tak diinginkan pun tiba. Denyut jantung ku semakin cepat ketika sang wanita separuh baya menduduki kursi eksekutif dan mulai memanggil salah satu dari kami. Saat itu temanku sedang apes,karena biasanya ujian dimulai dari bangku paling depan,namun kali ini sang nyonya besar meminta agar yamng duduk di pojok kiri belakang itu maju kedepan untuk menduduki hot sheat yang telah disiapkan, Hatiku semakin tak karuan saat melihat bahwa ternyata sang nyonya mengacak pertanyaan yang akan di ujikan.